Oleh Andreas Faisal Cokro, Pengajar Kursus Evangelisasi Pribadi, Sekolah Evangelisasi Pribadi Shekinah
Minggu 2 Juli 2023.
Matius 10 : 37 – 42.
Injil hari ini mengisahkan Yesus berbicara kepada para murid-Nya tentang pentingnya mengutamakan hubungan dengan-Nya di atas segalanya. Yesus mengatakan kepada mereka, “Siapa saja yang mengasihi ayah atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku, begitu juga siapa yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada Aku, ia tidak layak bagi-Ku”. Dan orang yang tidak mau memikul salibnya dan mengikuti Aku tidak patut menjadi pengikut-Ku. Orang yang mempertahankan hidupnya, akan kehilangan hidupnya, tetapi orang yang kehilangan hidupnya karena setia kepada-Ku, akan mendapat hidupnya.”
Firman-firman ini terdengar keras, tetapi Yesus ingin menekankan bahwa mengikuti-Nya membutuhkan pengorbanan penuh dan kesetiaan yang tidak terbagi. Yesus ingin agar para murid-Nya memprioritaskan kasih dan kesetiaan mereka kepada-Nya melebihi kasih dan kesetiaan mereka kepada orang lain, termasuk keluarga dan diri sendiri.
Yesus melanjutkan dengan mengatakan, “Siapa yang memberi air sejuk secangkir saja pun kepada seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Ia tidak akan kehilangan upahnya”. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan dengan kasih dan ketulusan hati, bahkan kepada yang paling kecil di antara kita, dihargai oleh Tuhan. Pada bagian ini Yesus hendak menekankan bahwa upah mengikuti Dia adalah kehidupan yang kekal. Kita tidak akan menjadi miskin atau menderita dengan memberi. Dengan memberi kepada sesama dengan tulus, kita justru membiarkan rahmat Allah bekerja dan mengalir dalam hidup kita. Secara sederhana Yesus mengajak kita untuk tidak memikirkan apa yang kita dapatkan dari mengikuti Dia, tetapi apa yang dapat kita berikan kepada sesama sebagai bagian dari rahmat yang sudah kita terima secara gratis.
Sahabatku yang terkasih, manusia sering mengelak dan menghindari penderitaan, tantangan dan kesulitan serta ingin serba instan. Untuk meraih suatu sukses, terkadang orang tak mau berjuang dan berkorban. Orang memilih jalan pintas, entah dengan cara mencuri, memfitnah, korupsi bahkan tak segan menghilangkan nyawa orang lain. Bila mengalami masalah dan penderitaan, kalau bisa cepat diatasi. Orang tidak tahan dan tidak mau menderita. Kalau memang harus bahagia dan senang kenapa harus mengalami penderitaan. Demikian pikir mereka. Karena itu, apapun caranya orang berusaha untuk menghindar dan menempuh jalan pintas.
Menjadi pengikut dan murid Yesus, sering orang bertanya mengapa banyak tantangan, kesulitan dan penderitan. Karena itu ketika mengalami penderitaan karena nama Yesus, karna menjadi Katolik, tidak segan dan dengan mudah orang lalu meninggalkan keyakinan imannya itu.Sering orang beralih dan meninggalkan imannya karena ekonomi, karena perkawinan, karena jabatan. Sebab ketika menjadi Katolik, ia tidak menjadi kaya, jabatannya tidak naik, dll. Dengan mudah iman itu ditukar dengan hal-hal yang menurutnya lebih baik dan lebih membahagiakan hidupnya, dan tidak banyak penderitaan.
Melalui Injil hari ini, kita diingatkan bahwa kehidupan orang-orang Kristen selalu dikaitkan dengan salib. Oleh misteri salib, penderitaan manusia mempunyai arti. Sebagaimana Yesus, berkat wafat dan kebangkitan-Nya, penderitaan dan kematian telah dipercayai sebagai jalan untuk mencapai kemenangan atau kebahagiaan hidup. Penderitaan dan kematian adalah pengorbanan dan kesetiaan yang harus dijalani guna memperoleh keberhasilan atau kebahagiaan di dalam hidup. Tanpa salib tidak ada kebangkitan dan keselamatan.
Kita tidak perlu mencari penderitaan dan pengorbanan. Tetapi kalau kita dipanggil untuk menderita dan berkorban demi kebahagiaan dan keselamatan sesama kita, maka hendaknya kita bisa menghadapinya dengan ikhlas dan rela. Setiap salib akan menghasilkan keselamatan. Salib adalah jalan menuju keselamatan. Yesus menjadi jaminan karna Ia sudah menempuh jalan ini. Tiada kebahagiaan tanpa pengorbanan, tiada keselamatan tanpa salib. Semoga kita mampu menjadi pribadi-pribadi yang layak bagi Tuhan dan bagi sesama. Marilah kita senantiasa untuk menjadi berkat bagi sesama. Lakukanlah hal yang kecil dengan cinta yang besar, maka kebaikan Tuhan akan selalu mengalir dalam hidup kita. Amin.
Comments are closed