Oleh Rev. Albertus Herwanta, O. Carm
Pada hari Minggu Paskah VII, Gereja menyajikan bacaan injil yang amat mendalam maknanya bagi kita (Yohanes 17:20-26). Isinya, doa Yesus bagi para murid-Nya. Ini adalah Doa Imam Besar Yesus yang dipanjatkan-Nya tepat sebelum Dia ditangkap. Doa ini menutup Perjamuan Terakhir, di mana Yesus melembagakan Ekaristi yang Mahakudus. Ini benar-benar doa Ekaristi-Nya yang berpuncak pada persembahan hidup-Nya di Salib.
Doa ini bukan hanya doa, melainkan juga pengajaran tentang hidup yang Tuhan bagikan kepada kita. Dalam doa itu, Yesus berdoa bukan hanya untuk para murid-Nya, melainkan juga untuk mereka yang akan percaya kepada-Nya melalui firman para murid-Nya (Yohanes 17:20). Dengan kata lain, Yesus berdoa untuk kita dan semua orang yang akan mendengar dan merespons Injil. Dan doa-Nya, Dia mendambakan agar kita mengambil bagian dalam persatuan sempurna yang Yesus miliki dengan Bapa. Dia berdoa agar semua orang menjadi satu dengan cara yang sama seperti Dia dan Bapa-Nya bersatu. Adakah persatuan yang erat mesra dan penuh kasih melebihi persatuan Yesus dengan Bapa-Nya?
Ini adalah doa yang menakjubkan! Penting, kita memahami ajaran-Nya tentang persatuan. Kita masing-masing rindu bersatu dengan orang lain. Hasrat untuk menikah, cinta orang tua terhadap anak, keinginan akan persahabatan, dan ikatan komunitas menunjuk pada keinginan ini. Kita menginginkan persatuan. Kita ingin menjadi satu.
Sayangnya, kemampuan alami untuk membentuk persatuan yang kudus dengan orang lain terluka oleh dosa asal. Oleh karena itu, misi utama Putra Allah bukan hanya memulihkan apa yang hilang tetapi juga mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih besar. Kini, karena hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus, kita tidak hanya hidup berdamai dengan orang lain, tetapi kita juga mengambil bagian dalam persatuan rohani yang baru dengan Allah.
Persatuan ini menyentuh hati dan jiwa siapa pun dari kita. Sadarilah keinginan bawaan kita untuk bersekutu dengan orang lain. Ketika memahaminya secara benar, merenungkan keinginan ini sangat menghibur dan menarik. Jika dapat memisahkan diri dari sikap egois, hawa nafsu, dan posesif, kita akan menemukan keinginan yang sangat kudus untuk bersatu dengan orang lain. Marilah kita sadari keinginan dalam diri kita ini!
Saat kita menemukan keinginan yang Tuhan tanamkan dalam diri kita ini, pelajarilah Doa Imam Besar Yesus. Pahamilah bahwa keinginan ini hanya dapat dipenuhi seutuhnya dengan memasuki kehidupan dan persatuan Tritunggal Mahakudus. Kita dipanggil untuk berbagi dalam kehidupan Allah sendiri. Ketika itu terjadi, kita juga berbagi dalam persatuan sempurna dan kudus dengan satu sama lain.
Dalam hidup ini, pernikahan yang kudus adalah gambaran dari persatuan yang akan datang. Di surga, pernikahan ilahi akan memungkinkan kita untuk memenuhi setiap keinginan yang kita miliki. Mari merenungkan ketertarikan kita untuk hidup dalam persatuan dengan orang lain. Saat kita merenungkannya, ketahuilah bahwa itu hanya dapat dipenuhi dengan menerima undangan dari Tritunggal Mahakudus untuk berbagi dalam kehidupan ilahi-Nya.
Bacalah dengan penuh perhatian dan sikap iman Doa Yesus kepada Bapa, dan ketahuilah bahwa Dia mendoakannya untuk kita semua. Bergabunglah dengan Dia dalam doa ini dan jadikanlah doa-Nya milik kita sendiri sehingga setiap keinginan kita untuk bersatu mulai terpenuhi dalam Tuhan.
No responses yet