GOODBYE IT’S NOT THE END

Oleh Ivan Ciputra Halim

GOODBYE IT’S NOT THE END
Oleh: Ivan Ciputra Halim

Tak terasa, 7 Maret 2025 yang lalu salah satu sahabat SMA ku yang bernama Veronika Anggraeni Harsa Devi pergi meninggalkan dunia ini. Masi keingat di hari kepergian almarhumah, pagi-pagi aku yang baru saja bangun sangat kaget dan shock mendapati kabar bahwa salah satu sahabat baik ku pergi untuk selama-lama nya.

Seakan masih tak percaya akan kabar duka ini, aku cuma bisa melamun melongo di depan kaca kamar mandi saat itu sambil menangis. Aku pun heran waktu itu kenapa bisa menangis sedih sekali, namun setelah merenung sejenak dan bawa mendiang dalam doa ku, aku pun sadar bahwa wajar aku bersedih karena mendiang merupakan salah satu circle seangkatan terdekatku.

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, di hari yang sama kuputuskan untuk menghadiri acara penutupan peti dan dilanjutkan 4 hari berikutnya ke acara kremasi di Lumajang. Jarak yang jauh antara Malang-Lumajang bukan penghalang lagi (Malang-Lumajang berjarak sekitar 2.5 jam perjalanan).

Ayub 1:21:
‘katanya: β€œDengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” ‘

Ayat ini selalu menjadi peganganku saat menghadapi situasi berduka. Lewat ayat ini, aku semakin disadarkan bahwa hidup dan mati adalah sepenuhnya milik Tuhan.

Umur tak ada yang tahu, setiap momen bisa bangun pagi dan bernafas selama 24 jam ke depan adalah kesempatan baru yang Tuhan tambahkan bagi kita untuk bisa berkarya dengan sebaik mungkin.

Selama 40 hari semenjak meninggalnya Devi, kepergian dari mendiang sahabatku yang awalnya menimbulkan kesedihan buat diriku, pelan-pelan memunculkan hikmah positif yang kualami. Hal-hal baik yang pernah mendiang lakukan semasa hidupnya jujur secara tidak langsung menginspirasi diriku untuk mencoba melakukan yang terbaik untuk Tuhan dan sesama (walau diriku masi jauh dari sempurna tapi dengan kepergian mendiang sahabatku yang seumuran ini, aku mencoba untuk menjalani hari demi hari dengan sebaik mungkin).

Aku terinspirasi oleh pembawa renungan di ibadat 40 hari mendiang sahabatku di Kolumbarium Karmel Tumpang, pembawa renungan berkata bahwa kalau kita bisa berbuat baik itu bukan semata-mata karena usaha kita, namun itu semua karena kasih karunia Tuhan yang memampukan diri kita. Pembawa renungan mengajak masing-masing dari kita selagi masih bernafas untuk bisa hidup berkarya selalu bagi kemuliaan Tuhan (menjadi berkat juga untuk sesama).

Akhir kata, mungkin aku dan alm sahabat SMA ku Devi ini sudah terpisahkan oleh ruang dan waktu di dunia saat ini, namun aku sungguh bersyukur boleh mengenal dirinya semasa hidup serta bisa ambil banyak teladan positif dari dirinya semasa hidup, kelak kupercaya suatu saat kita pasti akan berjumpa lagi dalam kemuliaan Tuhan πŸ‘πŸ˜‡

Matius 22:39:
“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.

Yukk mari saudara/i terkasih sekalian dalam Kristus, selagi orang-orang terkasih di sekitar kita masih hidup, manfaatkan waktu dan tenaga untuk mengasihi mereka dengan sepenuh hati. Dengan berbagi kasih dengan sesama di sekitar kita, pasti pelan-pelan hidup kita akan dipenuhi rasa damai dan sukacita. Tuhan memberkati πŸ˜‡

Tags:

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Latest Comments