Oleh Rev. Albertus Herwanta, O. Carm
Merayakan Minggu Palma berarti mengambil bagian dalam mewujudkan sabda yang diwartakan pada hari itu (Lukas 19:28-40; Yesaya 50: 4-7; Filipi 2:6-11; Lukas 22:14-23:56). Injil Lukas yang dibacakan sebelum perarakan mengajak untuk bersama Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem, menyelesaikan misi kasih-Nya.
Tiga bacaan lainnya yang diwartakan dalam perayaan Ekaristi mengungkap tentang kasih tuntas Tuhan Yesus. Itu tampak dalam sikap-Nya sebagai murid yang membuka telinga dan taat mendengarkan Tuhan (Yesaya 50:4-5). Ketaatan itu terwujud nyata dalam mengosongkan dan merendahkan diri-Nya menjadi manusia yang rela wafat di kayu salib (Filipi 2:8).
Kisah sengsara Tuhan Yesus versi Santo Lukas antara lain mewartakan pula kasih tuntas Tuhan Yesus. Itulah kasih sejati seorang yang siap dikecewakan oleh murid-murid yang mengkhianati (Lukas 22:48) dan menyangkal-Nya (Lukas 22:56-61). Herodes menghina-Nya dan Pilatus menjatuhi Dia hukuman mati, kendati Dia tidak melakukan satu kejahatan pun.
Kasih sejati dihayati sampai mati. Kasih yang utuh tidak pernah runtuh. Kasih demikian tidak mengenal kata menyerah. Penderitaan yang menyertainya bagaikan bara api yang justru membuat makin berkobar nyalanya.
Kasih Yesus itu tuntas dan hingga akhir. “Sama seperti Dia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Dia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yohanes 13:1). Tuhan Yesus senantiasa mengasihi tanpa lelah.
Sabda Tuhan hari ini mengingatkan dan mengajak kita untuk mengikuti jejak Yesus, yakni mengasihi hingga tuntas. Itu tidak berarti bahwa kita mesti mencintai secara sempurna. Fakta menunjukkan bahwa kita kerap kecewa ketika merasa bahwa kasih kita tidak dibalas seperti harapan kita. Ada pula yang masih merasa cemburu dan iri hati.
Kasih sampai tuntas itu lebih menegaskan sikap tekun dan setia dan bukan hasil yang mengagumkan. Santa Teresa dari Kalkuta berkata, “Jangan mengira bahwa kasih sejati itu mesti tampak dalam tindakan istimewa. Yang diperlukan adalah terus menghayatinya tanpa lelah.”
Tuhan Yesus tidak hanya memberikan teladan nyata dalam mengasihi sampai tuntas. Dia juga senantiasa memberikan Diri-Nya sebagai sumber energi kasih yang tidak pernah padam lewat perayaan Ekaristi. Semoga kita tidak bosan menimba dari kasih Ekaristi agar mampu mengasihi hingga tuntas.
No responses yet