Oleh Rev. Albertus Herwanta, O. Carm
Mayoritas orang Kristen setuju bahwa Pentakosta itu peristiwa istimewa yang terkait dengan Roh Kudus. Bisa jadi inilah hari raya terbesar menyangkut kehadiran dan peranan Roh Kudus, baik dalam kehidupan Gereja maupun pribadi orang Kristen. Kita bisa membacanya dalam liturgi sabda pada hari Pentakosta.
Bacaan pertama (Kisah Rasul 2:1-11) menceritakan tentang pengalaman Gereja perdana akan kehadiran dan peranan Roh Kudus dalam kehidupan jemaat. “Maka mereka dipenuhi dengan Roh Kudus. Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diilhamkan kepada mereka oleh Roh Kudus” (Kisah Rasul 2:4).
Ini bukan kemampuan berbahasa roh, melainkan anugerah yang memungkinkan mereka mewartakan karya Tuhan. “Mereka berbicara dalam bahasa kita masing-masing tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” (Kisah Rasul 2:11). Demikian khalayak ramai yang mendengarkan mereka memberikan kesaksian. Roh Kudus mendorong semua orang beriman Kristen menjadi pewarta.
Santo Paulus berbicara tentang peranan Roh Kudus dalam kehidupan pribadi orang Kristen. “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, kalau Roh Allah memang tinggal di dalam dirimu” (Roma 8:9). Dia juga mengajarkan, “Dan jika Roh Allah, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam dalam dirimu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana oleh Roh-Nya yang diam dalam dirimu” (Roma 8:11). Hidup Kristen itu melampaui hidup dunia yang tampak dan memiliki makna amat mendalam.
Dalam injil Yohanes, Yesus bersabda, “Penolong, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu tentang semua yang telah Aku katakan kepadamu” (Yohanes 14:26). Mengapa Yesus mengatakan hal ini?
Melalui Roh Kudus Tuhan Yesus melengkapi para pengikut-Nya dengan kemampuan ilahi untuk mengingat dan memahami ajaran dan kebijaksanaan yang diajarakan-Nya. Ini amat diperlukan, karena keduanya melampaui pengetahuan manusia. Untuk memahaminya orang sungguh membutuhkan rahmat dan bantuan Tuhan.
Hari Raya Pentakosta mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan melengkapi kita, kaum beriman, dengan Roh Kudus yang membuat kita hidup menurut Roh; bukan hanya menurut keinginan daging. Lebih dari itu, kaum beriman dengan kekuatan Roh Kudus mewartakan karya Tuhan, terutama keselamatan dalam Yesus Kristus.
Roh Kudus senantiasa menyertai mereka dalam kehidupan pribadi sebagai orang Kristen dan sebagai utusan yang mewartakan karya keselamatan Tuhan. Betapa besar tantangan yang mereka hadapi. Sejarah Gereja mencatat hal itu. Namun hingga kini Gereja tetap berdiri dan mampu melanjutkan karya yang dipercayakan Yesus Kristus berkat kehadiran dan bantuan Roh Kudus. Apakah kita menyadari anugerah ini dan memanfaatkannya, baik dalam hidup kita sendiri maupun dalam mewartakan Injil?
No responses yet